CALIFORNIA, KOMPAS.com - Misi robot Curiosity milik Badan penerbangan dan Antariksa NASA menyelidiki atmosfer Mars membuahkan beberapa hasil. Salah satunya, robot enam roda ini berhasil mendeteksi adanya angin puyuh di Mars.
Dengan instrumen Rover Environmental Monitoring Station (REMS), Curiosity sejak pendaratan 6 Agustus 2012 lalu telah mendeteksi 20 fenomena atmosfer Mars. Dari sejumlah itu, paling tidak satu fenomena menunjuk pada angin puyuh.
Beberapa karakteristik merujuk pada angin puyuh adalah perubahan tekanan udara, perubahan arah angin, perubahan kecepatan angin, peningkatan suhu serta perubahan radiasi ultraviolet yang sampai pada robot canggih itu.
Angin puyuh biasanya mengangklat debu di permukaan Mars, meninggalkan jejak. Observasi Curiosity, jejak angin puyuh di planet merah itu didapatkan lewat pola debu yang terlihat dari orbit. Namun, jejak visualnya di permukaan tidak didapatkan. Kemungkinan, angin puyuh tidak mengangkat banyak debu.
Penelitian juga mendapatkan fakta mengejutkan tentang arah angin di Mars. Dengan posisi Curiosity di utara gunung Mars, gunung yang menjulang dari kawah Gale, arah angin seharusnya dari utara ke selatan. Ternyata, arah angin justru dari timur ke barat, lebih dipengaruhi oleh lereng kawah Gale.
"Dengan lereng kawah ke arah utara dan lereng gunung Sharp ke selatan, mungkin akan lebih banyak angin berhembus di antara dua lereng daripada bergerak dari ketinggian gunung Sharp," kata Claire Newman, kepala investigasi REMS di Ashima Research di Pasadena dalam rilis NASA, Kamis (15/11/2012).
Tujuan akhir misi Curiosity adalah gunung Mars yang tingginya mencapai 5,5 kilometer. Newman mengatakan, "Jika tidak ada perubahan pola angin ketika Curiosity bergerak ke gunung Sharp nanti, itu akan menjadi suatu kejutan."
Fakta lain yang didapatkan dari observasi Curiosity kali ini adalah pasang surut atmosfer Mars yang dipengaruhi panas Matahari. Di siang hari, panas Matahari cenderung tinggi sehingga atmosfer Mars mengembang atau mengalami pasang. Demikian sebaliknya pada malam hari.
Pasang surut Mars mempengaruhi radiasi yang diterima. Bila atmosfer pasang, radiasi yang diterima lebih sedikit karena sebagian sudah diserap di atmosfer. kemampuan menyerap radiasi mempengaruhi besar kecilnya kemungkinan planet dihuni.
Peneliti juga mengidentifikasi siklus tekanan musiman dan harian. Tekanan cenderung tinggi pada siang hari dan rendah pada malam hari. Tekanan musiman dipengaruhi oleh karbon dioksida di atmosfer Mars yang terjebak dalam es pada musim dingin dan kembali ke atmosfer mulai musim semi.
Curiosity telah membuat sejumlah penemuan berharga selama misinya. Robot ini menemukan bahwa tanah Mars serupa dengan tanah di Hawaii, tanda aliran air di Mars serta mengidentifikasi batuan Mars yang mirip batuan Bumi. Misi curiosity bertujuan mengetahui apakah Mars benar-benar bisa mendukung kehidupan.
Anda sedang membaca artikel tentang
Curiosity Deteksi Angin Puyuh di Mars
Dengan url
http://benefitsofbeans.blogspot.com/2012/11/curiosity-deteksi-angin-puyuh-di-mars.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Curiosity Deteksi Angin Puyuh di Mars
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Curiosity Deteksi Angin Puyuh di Mars
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar