SEMARANG, KOMPAS.com - Tiga siswa di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA-LB) B (Tuna Rungu) Widya Bhakti Semarang, mengikuti Ujian Nasional (UN), Senin (15/4/2013). Ketiga siswa tersebut, dua perempuan dan satu siswa laki-laki yang mengikuti ujian hari pertama dengan mata pelajaran bahasa Indonesia.
Baru mengikuti UN hari pertama, kedua siswa terutama yang perempuan sudah diminta untuk bekerja di sebuah perusahaan jamu di Semarang. Bahkan permintaan itu sudah sejak belum diselenggarakannya UN. "Tahun ini permintaannya 10 orang untuk tenaga kerja, tapi yang ikut ujian nasional saja hanya dua siswa perempuan, ya nanti dua itu yang bisa direkrut," ujar Suhartono, guru bidang keterampilan di sekolah tersebut.
Suhartono mengatakan perusahaan itu memang hanya membutuhkan tenaga kerja perempuan. Alumni sekolah tersebut sebagian besar bisa bekerja, bahkan sebelum mendapat ijazah.
Menurut Suhartono, setiap tahunnya sekolah kewalahan memenuhi permintaan sejumlah perusahaan tersebut. "Meski mereka punya keterbatasan, tapi mereka mudah diterima di perusahaan bahkan memiliki prestasi yang bagus. Ada juga alumni kami jadi karyawan teladan di perusahaan tempatnya bekerja," ujar Suhartono.
Siswa laki-laki, biasanya akan bekerja di perusahaan sparepart otomotif pada bagian poles dan bor. Sedang siswa perempuan banyak yang diterima di bagian labeling perusahaan jamu.
Keberhasilan anak-anak bersaing dengan orang normal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi pengajar. "Ada juga alumni disini yang bekerja belum genap satu tahun gajinya sudah di atas UMK dan naik posisi sebagai quality control. Itu membuktikan jika mereka bisa mandiri dan bisa menjadi yang terbaik," jelas Suhartono.
Anak-anak yang memiliki kekurangan tersebut, ungkap Suhartono, biasanya lebih rajin dan teliti. Sehingga perusahaan akan senang mempekerjakannya. Seperti halnya yang bekerja dibagian poles, orang normal akan diberi target sehari menyelesaikan 400 buah sparepart. Namun salah satu siswanya mampu mengerjakan 1.000 buah setiap harinya.
Terkait dengan komunikasi, Suhartono mengatakan tidak ada kesulitan bagi siswanya. Sebab mereka sudah diajarkan membaca bahasa bibir sehingga akan mempermudah komunikasi dengan teman kerja ataupun atasannya. "Sejak tahun 2000-an memang banyak perusahaan yang sudah minta tenaga kerja dari kami," kata Suhartono.
Kurikulum di SLB memang berbeda dengan sekolah umum. Suhartono mengatakan, pihaknya lebih menekankan para ketrampilan. Sehingga nantinya para siswa bisa lebih mandiri baik melalui perusahaan atau membuka lapangan kerja sendiri. "Saya berharap yang sekarang ini lulus semua dan segera mendapatkan pekerjaan," kata Suhartono.
Editor :
Glori K. Wadrianto
Anda sedang membaca artikel tentang
Baru Ikut UN, Siswa Tuna Rungu Sudah Diminta Perusahaan
Dengan url
http://benefitsofbeans.blogspot.com/2013/04/baru-ikut-un-siswa-tuna-rungu-sudah.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Baru Ikut UN, Siswa Tuna Rungu Sudah Diminta Perusahaan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Baru Ikut UN, Siswa Tuna Rungu Sudah Diminta Perusahaan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar