- Rabu, 19 Juni 2013 | 12:46 WIB
Beberapa perempuan yang berdinas di militer AS, Tara Eid (tengah), memeluk Cassandra Lewis (kiri), dan Andrea Rasmussen.
Reuters
Beberapa perempuan yang berdinas di militer AS, Tara Eid (tengah), memeluk Cassandra Lewis (kiri), dan Andrea Rasmussen.
Reuters
VIRGINIA, KOMPAS.COM - Beberapa bulan lalu, wartawan VOA Luis Ramirez mengunjungi US Army's Seventh Sustainment Brigade di Fort Eustis – Virginia, dan mendapati bahwa bagi banyak tentara perempuan, aturan baru itu sekedar pengakuan bagi mereka yang sudah terlebih dulu berada di medan tempur Irak dan Afganistan.
Ketika bicara soal pertempuran di garis depan, Sersan Cassandra Partee sudah berada di sana dan melakukannya. Penempatan pertamanya ke Irak merupakan bagian dari unit artileri delapan tahun lalu.
"Kami pergi berpatroli, melancarkan serangan-serangan dan hal-hal seperti itu," kata Cassandra.
Pada penempatan keduanya ke Irak, Cassandra luka-luka ketika bertugas. "Dalam satu insiden, saya terkena bom rakitan yang dipasang di pinggir jalan," tambahnya.
Sejak penempatan terakhirnya itu, Cassandra berhasil berjuang mengatasi kanker dan melahirkan dua anak.
Dalam pekerjaannya sekarang ini di US Army's Seventh Sustainment Brigade, Cassandra membantu melatih tentara-tentara lain. Ia mengingat kembali pengalamannya di Irak.
"Sejauh apa yang bisa dilakukan perempuan disana, tidak ada diskriminasi apapun. Ketika tiba saatnya untuk menjadi penembak, kami harus melakukannya".
Jadi ia tidak terkejut ketika Menteri Pertahanan Leon Panetta ketika itu mengumumkan pencabutan aturan yang melarang perempuan dalam beberapa tugas tempur.
"Mereka mengabdi. Mereka luka-luka dan tewas berdampingan satu sama lain. Waktunya telah tiba untuk menyadari kenyataan itu," ujar Panetta.
"Inilah beberapa peranan yang kami jalankan di medan tempur. Kami telah lama berada disana. Mereka tidak melihat saya dan mengatakan – kamu perempuan dan tidak bisa melakukan hal ini. Yang ada justru – heii kami perlu tentara. Ayo bangkit dan lakukan ini," kata Cassandra.
Beberapa tentara perempuan mengatakan mereka mendengar komentar-komentar dari rekan laki-laki mereka yang tidak yakin bahwa perempuan harus ikut dalam unit tempur khusus – meskipun tidak banyak yang mengucapkan rasa sentimen itu secara terbuka.
Salah seorang rekan laki-laki Cassandra – Sersan Shawn Yearby yang juga seorang veteran Irak – mengatakan ia terkejut dengan pengumuman Leon Panetta.
"Yang pertama kali terlintas dalam pikiran saya adalah, wah perempuan bisa masuk unit tempur. Tetapi kemudian saya memikirkannya dan mengatakan – semua tergantung pada apakah mereka bisa menanganinya. Jika bisa, mereka akan melakukannya," ujar Yearby.
Sersan Cassandra Partee telah mampu menyeimbangkan kehidupan dalam militer dengan pekerjaan lain dalam kehidupannya, yang katanya merupakan panggilan utama.
"Saya akan selalu menjadi seorang ibu, tetapi pada saat bersamaan, saya juga seorang tentara. Jadi semuanya seimbang," paparnya.
Dengan dibukanya beberapa tugas tempur baru, sedikit yang berharap akan adanya kenaikan jumlah tentara perempuan. Militer berencana tidak akan mengubah syarat-syarat fisik atau standar pelatihan. Tetapi bagi tentara seperti Cassandra, pengakuan bahwa ia bisa melakukan pekerjaan ini adalah hal yang sangat berarti.
Editor : Egidius Patnistik
Anda sedang membaca artikel tentang
Tentara Perempuan AS Sudah Banyak yang Ikut Bertempur
Dengan url
http://benefitsofbeans.blogspot.com/2013/06/tentara-perempuan-as-sudah-banyak-yang.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tentara Perempuan AS Sudah Banyak yang Ikut Bertempur
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Tentara Perempuan AS Sudah Banyak yang Ikut Bertempur
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar