Teroris Ingin Perang Terbuka dengan Pemerintah

Written By bopuluh on Minggu, 11 November 2012 | 21.58

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat terorisme Al Chaidar menilai, kelompok teroris yang beraksi di Makassar, Sulawesi Tengah ingin perang terbuka dengan Pemerintah Republik Indonesia. Al Chaidar menyebut mereka kelompok Komando Mujahidin Indonesia Timur (KMIT).

"KMIT memang menghendaki adanya perang terbuka dengan Pemerintah Republik Indonesia. KMIT akan menyerang berbagai target yang mungkin terjangkau di wilayah Sulawesi, Ambon, Ternate, dan lain-lain," ujarnya saat dihubungi, Senin (12/11/2012).

Seperti diketahui, terjadi aksi pelemparan bom terhadap Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Minggu (11/11/2012) pagi. Pelemparan ini terjadi, saat Syahrul sedang bernyanyi di panggung dalam rangka gerak jalan santai HUT Partai Golkar di depan Monumen Mandala, Jl Jendral Sudirman yang dihadiri 160.000 peserta.

Salah satu pelaku pelemparan yakni Awaluddin (25) tertangkap massa saat melakukan aksinya. Syahrul pun lolos dari lemparan bom pipa berdaya ledak tinggi (high explosive) itu. Aksi Awaluddin diduga tidak direncanakan dengan matang. Awaluddin juga dinilai tidak profesional sebagai teroris. Dia secara berani beraksi di tengah keramaian dan disebut membawa bom pipa dengan daya ledak tinggi.

Menurut Al Chaidar, Awaluddin hanya diberi perintah oleh pimpinannya meneror target sasaran, yakni Gubernur Sulawesi Selatan. Awaluddin belum berpengalaman dan tidak dilatih dengan baik. "Mungkin karena sudah diperintahkan komandan kelompoknya untuk menuju ke sasaran, namun tidak ada improvisasi sehingga terpaksa dilempar begitu saja. Mereka kurang dilatih untuk berimprovisasi, hanya dilatih bagaimana menaati perintah secara searah," terangnya.

Dihubungi terpisah, pengamat terorisme Mardigu berpendapat, aksi tersebut bertujuan untuk menciptakan konflik horizontal di tengah pemilihan Gubernur yang akan berlangsung di Makassar. "Saat ini di sana menjelang pesta demokrasi, mungkin target mereka tujuannya yang jelas mengacaukan dan ada konflik horizontal sesama masyarakat. Ini mudah-mudahan masyarakat Makassar sadar dan tidak terpengaruh, justru kompak memerangi teroris," paparnya.

Menurutnya, Awaluddin yang dinilai kurang berpengalaman tidak kenal secara langsung dengan pimpinan teroris. Mahasiswa itu hanya bagian teroris yang baru direkrut. Dengan demikian, kendati Awaluddin telah diamankan, kepolisian tetap sulit mengungkap pimpinan aksi teror mereka.

"Ada yang tidak mengenal organisasinya, dia juga tidak tahu siapa yang memerintahkan," terangnya.

Seperti diberitakan, dengan ditangkapnya Awaluddin kepolisian kemudian melakukan pengembangan pada anggota kelompok lainnya. Aparat kepolisian dari Brigade Mobil (Brimob) Polda Sulsel dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror sempat terlibat baku tembak saat mengejar terduga teroris lain di Moncongloe, perbatasan Makassar-Maros, Minggu (11/11/2012) petang.

Diduga, Awaluddin ditemani dua orang lainnya saat aksi pelemparan bom. Keduanya yakni Lukman Rahim dan Kristin Markutius. Identitas keduanya diketahui saat polisi menemukan yang ditemukan KTP dan STNK di lokasi kejadian..

Dari Awaluddin, polisi menyita sepucuk pistol jenis revolver kaliber 38 dengan lima butir amunisinya, 1 buah pipa nylon kecil bersumbu, sebuah dompet serta uang tunai Rp 650 ribu. Densus 88 juga meringkus AA asal Bone di sekitar Masjid Raya Larenkang, Makassar dengan barang bukti satu senjata api jenis FN.


Anda sedang membaca artikel tentang

Teroris Ingin Perang Terbuka dengan Pemerintah

Dengan url

http://benefitsofbeans.blogspot.com/2012/11/teroris-ingin-perang-terbuka-dengan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Teroris Ingin Perang Terbuka dengan Pemerintah

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Teroris Ingin Perang Terbuka dengan Pemerintah

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger