Kompas.com - Dalam cuaca yang tidak menentu dan banyaknya penyakit menular seperti sekarang, suplemen makin naik daun. Tujuan orang mengonsumsi suplemen, terkadang dalam dosis tinggi, adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Namun tak banyak orang yang mengetahui atau tidak peduli bahwa sebagian besar suplemen yang beredar di pasaran sebenarnya belum dibuktikan khasiatnya.
"Kebanyakan orang mengonsumsi suplemen karena mereka percaya itu akan meningkatkan kesehatan, tetapi mereka tidak benar-benar tahu apakah manfaatnya nyata atau tidak," kata Regan Bailey, ahli epidemiologi nutrisi dari The Office of Dietary Supplements, AS.
Di Amerika Serikat saja, diperkirakan jutaan orang mengonsumsi suplemen multivitamin dan nutrisi lainnya setiap hari. Suplemen vitamin dan mineral sendiri merupakan bisnis besar, angkanya mencapai 30 miliar dollar per tahun.
Mayoritas konsumen memilih suplemen karena pilihan pribadi, bukan rekomendasi dari tenaga kesehatan. "Kebanyakan orang sangat percaya pada produk suplemen. Saya tidak tahu dari mana mereka mendapat informasi. Jelas bukan dari dokter karena mayoritas data ilmiah tidak membuktikan kalau suplemen multivitamin akan mencegah penyakit atau meningkatkan kesehatan," kata Bailey.
Pakar lain menyebutkan pengeluaran untuk membeli suplemen bisa sangat besar. "Multivitamin harganya sekitar 20 dollar sebulan. Mengapa tidak mengalihkannya untuk membeli produk segar seperti buah dan sayuran?," kata Marian Neuhouser, pakar dari program pencegahan kanker.
Ia menambahkan, mengonsumsi cukup buah dan sayuran serta biji-bijian utuh secara rutin sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi setiap hari.
Dalam hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal JAMA Internal Medicine Bailey dan timnya meneliti mengapa orang Amerika mengonsumsi multivitamin. Ia mengumpulkan data lebih dari 12.000 orang dewasa yang berpartisipasi dalam survei national mengenai nutrisi di tahun 2007 sampai 2010.
Penelitian menunjukkan, 45 persen yang mengonsumsi multivitamin mengaku percaya suplemen itu menyehatkan dan 33 persen mengatakan kebiasaan itu akan menjaga kesehatan mereka. Hanya 23 persen yang menjawab mereka direkomendasikan oleh dokter.
Berdasarkan hasil rekomendasi dokter, jenis suplemen yang paling banyak disarankan adalah kalsium untuk tulang (24 persen), kalsium untuk kesehatan secara umum (18 persen), minyak ikan untuk kesehatan jantung (12 persen), dan suplemen diet (11 persen).
Sulit mengatakan kalau suplemen menyehatkan karena orang-orang yang mengasup suplemen biasanya memang memiliki gaya hidup sehat. Mereka antara lain rajin berolahraga, tidak atau sudah berhenti merokok, serta jarang minum alkohol.
Suplemen yang sudah terbukti manfaatnya antara lain asam folat untuk menurunkan risiko cacat lahir, serta kalsium dan vitamin D untuk kesehatan tulang.
Perdebatan mengenai manfaat multivitamin memang terus berlanjut. Studi tahun 2012 lalu menunjukkan mengonsumsi multivitamin ternyata tidak membantu mencegah penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke.
Sementara itu penelitian yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association menemukan bahwa pria yang rajin minum multivitamin selama beberapa tahun risikonya terkena kanker lebih rendah.
Para pakar sendiri bersikap netral. Mereka menegaskan meski suplemen vitamin dan mineral mungkin bermanfaat, tetapi pil-pil itu tidak bisa menggantikan manfaat mengonsumsi variasi makanan setiap hari.
Jadi, daripada menghabiskan jutaan rupiah pertahun untuk membeli berbagai suplemen, Anda bisa mengalihkannya menjadi belanja berbagai buah dan sayur serta membayar keanggotaan klub kebugaran.
Anda sedang membaca artikel tentang
Banyak Suplemen Vitamin Belum Terbukti Khasiatnya
Dengan url
http://benefitsofbeans.blogspot.com/2013/02/banyak-suplemen-vitamin-belum-terbukti.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Banyak Suplemen Vitamin Belum Terbukti Khasiatnya
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Banyak Suplemen Vitamin Belum Terbukti Khasiatnya
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar